By Ferry Irawan

“Pernah dapat tanggung jawab besar, tapi tanpa hak ambil keputusan? Disuruh mendorong perubahan, tapi tetap harus “nanya dulu ke atasan”? Rasanya seperti disuruh ngebut di jalan tol pakai sepeda, bukan?
Ideas in Brief
- Masalah: Banyak agen perubahan merasa frustrasi karena diminta memimpin inisiatif tanpa kewenangan formal.
- Solusi: Terapkan prinsip kepemimpinan dari dalam (leading from the middle) berdasarkan buku How to Lead When You’re Not In Charge karya Clay Scroggins.
- Manfaat: Meningkatkan pengaruh personal, memperkuat kredibilitas di organisasi, dan membuka jalan promosi melalui hasil nyata, bukan jabatan.
- Kunci Sukses: Fokus pada pengaruh bukan otoritas, kelola emosi diri, bangun relasi strategis, dan kuasai ruang tanggung jawab yang ada.
Ketika Jabatan Tidak Mendukung, Pengaruh Menjadi Kunci
Clay Scroggins berkata:
“You don’t have to be in charge to take charge.”
Banyak orang berpikir bahwa untuk bisa memimpin, mereka harus punya jabatan dulu. Padahal, justru orang yang bisa memimpin tanpa jabatan adalah pemimpin sejati — karena mereka mengandalkan karakter, bukan struktur.
Sebagai agen perubahan, Anda bisa menjadi penggerak meski bukan pengambil keputusan resmi. Caranya? Dengan membangun otoritas moral dan pengaruh personal.
Empat Strategi Utama dari Clay Scroggins yang Bisa Diterapkan Agen Perubahan
1. Pimpin Diri Sendiri Dulu
Kalau Anda tidak bisa memimpin diri sendiri, orang lain tidak akan percaya Anda bisa memimpin perubahan. Ini soal disiplin, manajemen emosi, dan konsistensi.
Contoh nyata: Seorang staf HR yang ditugasi merancang program onboarding baru, menunjukkan inisiatif dengan datang tepat waktu, mengumpulkan data secara mandiri, dan konsisten melaporkan progres—meskipun belum ditanya.
2. Tunjukkan Kepemimpinan Tanpa Menunggu Izin
Scroggins menekankan pentingnya “owning your corner”. Maksimalkan pengaruh di wilayah kecil Anda.
Contoh: Seorang project admin memulai weekly check-in informal dengan anggota tim, meski tidak disuruh. Hasilnya? Komunikasi proyek jadi lebih lancar.
3. Bangun Kredibilitas Melalui Kolaborasi, Bukan Konfrontasi
Saat Anda bukan “yang berkuasa”, jangan menabrak otoritas. Ajak kerja sama. Tawarkan value. Libatkan pemilik kewenangan sebagai mitra.
4. Jaga Sikap di Tengah Ketidakjelasan
Kadang Anda akan merasa frustrasi. Tapi pemimpin sejati tidak reaktif. Mereka tahan kritik, tetap fokus, dan menghindari drama.
“When you can’t control your circumstances, control your attitude.”
Clay Scroggins
Apa Hasilnya Jika Anda Berani Memimpin dari Tengah?
- Anda dikenal sebagai problem solver, bukan sekadar follower.
- Reputasi Anda meningkat, bahkan sebelum jabatan datang.
- Perubahan tetap bisa berjalan — bahkan lebih kuat, karena lahir dari bawah ke atas.
Tak perlu menunggu jabatan untuk mulai memimpin. Ambil langkah hari ini, tunjukkan hasil nyata, dan jadilah katalis perubahan yang berpengaruh!
Pertanyaan Reflektif
- Apakah saya menunggu izin untuk memimpin, atau sudah mulai dari ruang kecil yang saya punya?
- Apakah saya bereaksi secara emosional saat tidak diberi wewenang, atau tetap tenang dan solutif?
- Siapa satu orang yang bisa saya ajak kolaborasi untuk memperluas pengaruh saya?
Rencana Aksi Pribadi
- Identifikasi satu area kerja kecil di mana Anda bisa menunjukkan inisiatif minggu ini.
- Buat progress log harian, tunjukkan hasil meski tanpa diminta.
- Ajukan satu ide perubahan kecil yang bisa dieksekusi tanpa perlu persetujuan kompleks.
Kalau kamu nggak share artikel ini, bisa jadi temanmu tetap kerja sambil ngeluh tiap hari. Tega?
Leave a Reply