loader image

Umpan Balik “BEST”

“Mana lebih sulit, memberi atau menerima umpan balik?” Sebagai fasilitator pelatihan kepemimpinan, aku bisa berinteraksi dengan banyak pemimpin besar yang saya temukan di antara peserta. Hampir setiap kali saya meminta para peserta untuk berpikir pertama sebelum menanggapi pertanyaan di atas, saya mendapatkan jawaban yang sama: “Menerima…” Kemudian berkali-kali, suara lain menambahkan: “… umpan balik negatif.”

Di hari ini era informasi, banyak pemimpin telah menjadi sadar tentang pentingnya umpan balik, sebagai alat untuk terus menerus meningkatkan produktivitas dan kinerja tim Tantangannya sekarang adalah bagaimana kita efektif memberi dan menerima umpan balik.

Agar efektif, umpan balik perlu diterima dengan baik dan diikuti oleh respon positif sebagai tindakan berikutnya. Saya menulis artikel ini untuk berbagi beberapa tips untuk membantu kami memberi dan menerima umpan balik.

Ketika memberikan umpan balik, memberikan umpan balik yang terbaik:

Balance (Seimbang)
Ketika memberikan umpan balik, jangan berhenti dengan umpan balik negatif saja. Temukan umpan balik positif yang dapat membantu sang penerima untuk mengerti bahwa niat Anda bukanlah untuk menyakiti perasaan mereka, namun untuk perkembangan diri mereka sendiri. Hal ini juga berlaku untuk skenario kebalikannya. Memberikan umpan balik terus-menerus belum tentu menghasilkan produktivitas atau kinerja yang membaik. Sekali-sekali, berikan umpan balik korektif atau perbaikan sebagai penyeimbang, sangat bijak untuk dilakukan. Umpan balik korektif atau perbaikan berfungsi sebagai pengingat bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan.

Earnest (Sungguh-sungguh)
Untuk menjadi efektif, umpan balik Anda perlu dilihat atau dirasakan oleh sang penerima sebagai tindakan yang tulus. Hindari memberikan umpan balik berdasarkan “suka atau tidak suka-nya” kita terhadap seseorang. Kepercayaan sang penerima terhadap ketulusan Anda akan membantu mereka untuk menerima umpan balik, dan merespon kembali secara positif.

Specific (Spesifik)
“Jadilah orang baik!” bukanlah contoh umpan balik yang spesifik. Itu hanya memicu sang penerima untuk mencari tahu apa yang tidak baik tentang dia. Daripada memberitahu mereka untuk “menjadi profesional”, Anda harus, misalnya, memberitahu mereka untuk “datang tepat waktu” atau “patuhi tenggat waktu pekerjaan”.

Timely (Tepat waktu)
Hindari untuk berkomentar terhadap masalah yang terjadi lima tahun yang lalu. Hindari memberikan umpan balik korektif ketika Anda sedang marah. Hindari memberikan umpan balik korektif ketika sang penerima sedang tidak sehat. Umpan balik yang diberikan pada saat-saat seperti itu tidak tepat dan efektif. Terkadang, Anda harus menentukan waktu yang tepat untuk memberikan umpan balik yang efektif. Di lain waktu, Anda mungkin perlu memberikannya secepat mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimum. Secara umum, Anda harus menghindar memberikan umpan balik korektif ke salah satu anggota tim Anda di depan banyak orang. Sebaliknya, pujilah anggota tim di depan umum untuk mendapatkan dampak yang optimal.

Ketika menerima umpan balik:

Big-hearted (Berati besar)
Jika Anda benar-benar percaya bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan. Percaya juga bahwa Anda memiliki potensi untuk melakukan lebih baik dan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sambutlah umpan balik yang diberikan kepada Anda dengan hati terbuka dan pikiran yang terbuka.

Eager (Bersemangat)
Jangan puas ketika Anda tidak mendapatkan umpan balik setelah mengirimkan laporan atau menyampaikan layanan Anda ke klien. Mintalah umpan balik! Cari tau apa saja yang dapat Anda perbaiki. Cari tau juga apa yang disukai oleh atasan atau klien Anda. Jangan takut terhadap umpan balik korektif. Umpan balik, walaupun itu negatif, baik untuk Anda.

Studious (Rajin)
Pelajarilah umpan balik yang Anda terima. Tanyakan kepada diri sendiri, bagaimana Anda dapat melakukannya lebih baik di masa mendatang. Tanyakan diri Sendiri, hal apa yang dapat dilakukan secara berbeda untuk meningkatkan kinerja Anda. Tanyakan diri Sendiri, bagaimana cara mempertahankan atau meningkatkan kinerja yang telah dihadiahi oleh umpan balik positif.

Thankful (Bersyukur)
Sekali lagi, mari kita setuju, bahwa bahkan umpan balik negatif yang kita terima adalah untuk perkembangan diri kita sendiri. Oleh karena itu, berterima kasihlah terhadap sang pemberi umpan balik untuk perhatian yang telah mereka berikan kepada perkembangan pribadi kita. Mari kita sepakat bahwa kebanyakan pemberi umpan balik itu sadar bahwa menerima umpan balik itu lebih sulit daripada memberikannya. Jadi, mari kita berterima kasih terhadap merek. Rasa terima kasih akan memotivasi mereka untuk memberikan umpan balik yang tulus di kemudian hari.

Saya harap Anda menemukan cara memberikan dan menerima umpan balik BEST bermanfaat. Saya harap, dengan mengaplikasikan umpan balik BEST, Anda akan mendapatkan suasana kerja yang lebih harmonis, dan produktivitas serta kinerja tim anda akan menjadi lebih baik.”

Categories:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *